@
Oom Panda
ga ngaruh kayanya oom.. yg diperlukan cuma 1, yaitu nyontek situs2 lain dalam mempromosikan situsnya. ambil contoh detik.com aja lah.. facebook, twitter, atau media social apapun, ga bikin org lain berhenti mengakses website detik.com dan beralih ke media social seperti twitter. followers detik lebih banyak drpd followers UI di twitter. tapi knp pengunjung situsnya masih aja ramai dan masih tetap ada di 10 besar situs paling ramai dikunjungi dari indonesia??
jawabnya cuma satu. mereka ga menggunakan twitter sebagai pengganti situsnya nya.
di twitternya mereka hanya memasang judul topiknya saja. selengkapnya baca di link yg disediakan. link itu mengarah ke situsnya. selalu seperti itu. tidak pernah menjawab pertanyaan dari pembaca. tidak pernah membahas suatu hal panjang lebar di twitternya. paling banter cuma laporan pandangan mata mengenai jalannya pertandingan. selesai pertandingan tidak ada pembahasan apapun. segala pembahasan ada di situsnya. semua yg ada di social media hanya sebagian kecil, jika followers mau mendapatkan bagian besarnya, diarahkan ke situsnya. semudah itu.
tapi kita?
memang berbagai berita sudah banyak yg diambil cuplikannya untuk ditulis di twitter, dan sisanya diarahkan ke situs atau forum kita. tapi di sisi lain kita masih menggunakan twitter untuk membahas suatu hal panjang lebar disana. sharing foto, atau apapun lah. sehingga followers merasa sudah cukup sampai disitu. follow akun UI. dan selesai. tidak perlu datang ke forum UI karena di social media UI sudah cukup banyak yg bisa didapatkan.