Quote:
Originally Posted by Anderstone
ada lagi buku yang berperan besar menjadikan gue terobsesi dengan kata-kata waktu kecil....
Tardji, tak pelak lagi adalah penyair Indonesia favorit saya sepanjang masa. Ada sesuatu yang magis dengan karya-karya dia. Seperti yang ia tulis dalam kredo puisi dirinya, ia ingin membebaskan kata dari makna yang membelenggunya. Luar biasa. Kalau ingin mencari tau seperti apa kata yang bebas dari makna seperti katanya Tardji, cari saja O Amuk Kapak, sebuah antologi puisinya Tardji sekaligus merupakan magnum opus dari dirinya. Penyair kelahiran Riau ini mengklaim dirinya sebagai Presiden Penyair Indonesia dan tidak ada satu pun orang yang berani membantahnya.
Salah satu karya yang terdapat dalam O Amuk Kapak. Judulnya "O" Ini buat teaser aja, sisanya cari sendiri. hehe.
O
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...
Sutardji Calzoum Bachrie
|
hehehe... itulah kenapa dia dapet julukan "Presidennya Penyair"...
kalo di panggung, yang namanya anker bir harus siap sedia.. Tardji harus baca syair2nya dengan sebotol atau sekaleng bir nemenin dia.. mungkin dari situ dia dapet kekuatan buat 'membebaskan' kata-kata...
tapi pernah liat dia tanpa bir di kampus waktu 'bedah cerpen' punya Hudan Hidayat (gw ga suka sama karya2nya yang bombastis).. setting-nya kaya pengadilan.. ada dia, Maman S. Mahayana, Sapardi, dll... emang gokil tuh orang...