It's All About Music...

[Ucup Carrick]

TS dan teman2 semua, thread ini dan thread Beatles on United gw merged dg judul di atas. semua diskusi, berita tentang musik silahkan ditumpahkan di thread ini..

Jackson 5-nya United nih..
hahaha...kalo ngeluarin album laku kali yah...
tebak sendiri siapa aja situ...

[m4nunited]

kok anderson mirip sama shaq yah bro? hahaha
nice pict gan !
itu yang kanan bawah siapa sih?

[m4nunited]

oitu wellbeck bukan sih yang di pojok kanan bawah?? maklum sesuai status newbie ..haha

[park_devil13]

hahahaha..gokil..sumpah..ngakak gw..
ada2 aj loe cup..

[Shorrty]

hahahaha
klo gak salah sih
evra, nani, valencia, welbeck sama ando yah??

[hendiplast]

hehehehe
lumayan hiburan segar di malam hari ini

[eduard.p]

Originally Posted by m4nunited

kok anderson mirip sama shaq yah bro? hahaha
nice pict gan !
itu yang kanan bawah siapa sih?

welbeck kan kalo ga salah

[yoshiharu_kubo10]

Abbey Road studios 'not for sale', says EMI

Music group EMI has said it is not considering selling London's Abbey Road studios.

EMI released a statement saying the studios, made famous by a Beatles album, should stay under its ownership.

The firm added it had rejected an offer for the historic building last year and was working with "third parties" about funding a "revitalisation project".

It ends days of speculation after it was reported that struggling EMI would sell Abbey Road to ease debts.

The reports led to Facebook campaigns to try to save it, the National Trust said it would look into buying the property and even composer Andrew Lloyd Webber expressed an interest in owning the studio.

However, on Sunday EMI said that while it was looking for an investor in the site, based at 3 Abbey Road in St John's Wood, it was not looking for a buyer.

'Revitalise studios'

"In response to recent press speculation, EMI confirms that it is holding preliminary discussions for the revitalisation of Abbey Road with interested and appropriate third parties," the company said.

"Abbey Road studios had, for a number of years, been losing money and we have developed plans to revitalise the studios.

"These plans would involve a substantial injection of new capital."

The company said it also welcomed reports that English Heritage was accelerating plans to list the site, and said it had been holding discussions over the regeneration plans since November.

It added: "In mid-2009, we did receive an offer to buy Abbey Road for in excess of £30m but this was rejected since we believe that Abbey Road should remain in EMI's ownership."

The Beatles used Abbey Road for 90% of their recordings, naming an album after the studios in 1969.

EMI bought the property for £100,000 in 1929, transforming it into the world-famous studios that have hosted artists as diverse as composer Sir Edward Elgar in 1931, to Pink Floyd and Blur.

EMI, which counts Robbie Williams and Coldplay among its artists, posted a £1.75bn loss for the year to March 2009 in accounts earlier this month.

SUMBER

[hendiplast]

one of my favorit guitarist

GITAR JUBING DI TEMBI



Rasanya, orang masih mengenal lagu ‘Madu dan Racun’ yang dipopulerkan oleh Ari Wibowo. Hampir 20 tahun lewat, lagu itu setiap hari mengudara melalui radio dan anak-anak hafal akan syairnya. Sehingga, ketika mendengar lagu itu, dengan spontan akan menirukan. Kini, lagu itu sudah tidak lagi terdengar. Telah digantikan lagu-lagu lain. Namun, ingatan orang akan lagu ‘Madu dan Racun’ tidak hilang. Untuk kembali membuka ingatan lagu-lagu cinta, Sabtu (13/2) yang lalu, Jubing Kristianto, dengan gitarnya tampil di Tembi Rumah Budaya, membawakan lagu-lagu cinta, diantaranya lagu ‘Madu dan Racun’ itu.

Tentu, tidak hanya lagunya Ari Wibowo yang dibawakan Jubing. Ia juga menghadirkan lagu ‘Birunya’ Vina Panduwinata, Chrise, Beatles. Selain itu, jenis lagu klasik juga ditampilkan. Kecuali lagu-lagu cinta, Jubing juga membawakan lagu-lagu nusantara.

Bagi orang yang sudah melihat Jubing tampil dengan gitarnya, pastilah akan tahu, bahwa penampilannya tidak mendendangkan lagu berikut syairnya. Melainkan Jubing memainkan gitar, dengan mengeksplorasi senar-senar gitar menjadi nada-nada yang dinamis, sehingga lagu-lagu yang dibawakan menjadi terasa segar dan mempesona.

Memainkan satu gitar akustik, Jubing melakukan eksplorasi nada, sehingga setiap lagu yang dibawakan, seolah seperti lagu-lagu baru. Diawal senar dipetik, terasa tidak dikenali jenis lagunya, tetapi begitu petikan terus mengalir dan nada-nada mulai mengalun, jenis lagu yang dimainkan mulai dikenali. Yang menarik, bukan hanya senar yang dijadikan sebagai nada, tubuh gitarpun ditepuk untuk memberikan nada lain diluar senar-senar, seolah seperti kendang.

Setiap kali satu lagu selesai dimainkan, tepuk tangan hadirin mengiringi. Pada lagu berikutnya dan seterusnya, tidak pernah sepi dari tepuk tangan. Sepertinya, Jubing telah memiliki penggemar yang siap untuk bertepuk tangan saban lagu selesai dimainkan.

Selain lagu-lagu cinta, Jubing juga memainkan lagu anak-anak, misalnya ‘Becak Fantasi’, ‘Hujan Fantasi” dan beberapa yang lain. Semua lagunya ‘digubah’ nadanya sehingga memberikan nuansa baru. Rupanya, Jubing tidak sekedar memetik senar-sinar gitar, atau sekedar ‘ngejreng’ senar-senar gitar, tetapi permainan jemarinya menghasilkan nada yang dinamik dan memberikan suasana baru pada lagu-lagu lama. Baru bukan dari segi syairnya, melainkan dari keragaman nada.

Kekuatan Jubing bukan terletak pada syair lagu, karena memang dia tidak menyanyikan lagu. Tidak satu lagupun keluar dari mulut Jubing. Semua lagu ‘dinyanyikan’ melalui gitarnya. Dan setiap lagu ‘dinyanyikan’ orang segera mengenalinya. Karena memang pilihan lagunya adalah jenis lagu-lagu yang akrab ditelinga pendengar.

Sekedar untuk membandingkan, kebetulan penampilnan Jubing, sebentar ditemani oleh Krisna Encik, yang membawakan lagu-lagu karyanya sendiri. Terlihat sekali, Krisna berusaha menampilkan kekuatan syair dan suaranya, sementara Jubing, tetap bertahan pada kreativitas memetik gitar. Keduanya menjadi kelihatan berbeda, karena yang satu kelihatan konvensional dan berkesan dari ‘masa laloe’. Sedang Jubing Kristianto hadir dengan inovasi.

Barangkali, kata terakhir ini bisa untuk menandai permainan gitar Jubing. Ia, tidak hadir sebagaimana tahun 1970-an sampai 1980-an pemain gitar demam dengan apa yang disebut folk song dan juga, dikenal apa yang disebut sebagai ‘poetry singing’. Menggunakan gitar akustik, seperti yang digunakan anak-anak muda tahun 1970-an, Jubing Kristianto tampil secara lain, dan jauh lebih keratif dan tidak membosankan. Meski tanpa syair lagu keluar dari mulut Jubing Kristianto, namun mampu menyita orang untuk bertahan terus menonton, bahkan minta main lagi, walau, sebetulnya, permainan sudah selesai.

Sekali lagi, inovasi dari Jubing Kristianto, yang membuat gitar akustiknya memberikan warna dan makna. Tidak sekedar ‘kembali’ ke masa laloe dan menjemukan.



Ons Untoro
Foto2 Sartono Kusumaningrat

http://www.tembi.org/cover/2010-02/20100220.htm

[Andi Istiabudi]

Wah bicara Abbey Road pasti langsung teringat album "Abbey Road" yang dirilis The Beatles tahun 1969. Sebagai seorang Beatlemania atau penggemar The Beatles, menurut saya album tersebut adalah salah satu dari album terbaik The Beatles. Saya pribadi sangat menyukai lagu Come Together, Something, Oh! Darling, Golden Slumbers serta Carry That Weight dalam album tersebut. What a great songs !!!



Cover album ini sangat terkenal bahkan terhitung fenomenal. Kalau jeli kita bisa perhatikan bahwa hanya Paul McCartney yang menyeberang tanpa menggunakan alas kaki apapun, hehehe ... Hingga saat ini turis yang berkunjung ke London pasti berpose persis sama dengan The Beatles yakni menyeberangi zebra cross yang terletak tepat di depan studio Abbey Road. Sayang saya belum kesampaian ke sana but someday I will !!!