|
19-08-2009, 04:42 PM | #1 |
moderator
|
Serba-serbi Sepatu Sepakbola
Sepatu Bola, Berubah Warna hingga Makna
KOMPAS.com — 29/5/2009 | 10:07 WIB Sepatu sepak bola tahun 1910-an, terbuat dari kulit dan berat. Sepatu menjadi alat penting bagi pemain sepak bola. Bentuk, desain, dan warnanya terus berubah. Maknanya tak sekadar menjaga penampilan pemain, tapi juga menuruti karakter pemakainya. Pada awalnya, pemain boleh mengenakan kasut jenis apa pun di lapangan. Sepatu dengan alas polos dan sering dipakai untuk kerja pun diperbolehkan. Sepatu wanita dengan hak agak tinggi bahkan pernah digunakan lelaki di lapangan hijau. Kemudian, keluarlah peraturan FIFA pada 1863. Salah satunya berbunyi, "Yang tidak memakai paku menonjol, lempengan besi, atau getah karet pada sol sepatunya diperbolehkan bermain.” Aturan itu memunculkan gairah tukang sepatu di Inggris dan Eropa untuk membuat sepatu khusus sepak bola. Sebelum industri massal dimulai, tukang sepatu kebanyakan membuatnya dalam skala rumah tangga. Pada 1895, Joe dan Jeff Foster mendirikan JW Foster and Sons di Bolton, Inggris, sebelum mengubahnya menjadi Reebok pada 1958. Sejak Januari 1905, Herman Jansen membuat toko sekaligus bengkel kasut di rumahnya di kota Hengelo, provinsi Gelderland, Belanda timur. Pada tahun yang sama, muncul pula pembuat sepatu Gola di Inggris. Industri sepatu kian menggeliat ketika adik-kakak Adolf dan Rudolf Dassler membuka pabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik pada 1924. Dua bersaudara itu akhirnya pecah kongsi pada 1947. Adolf membentuk Adidas dan Rudolf menelurkan Puma. Mulai tahun 1910-an, sepatu dengan nama Cup Final Specials mendunia berkat "gigi-gigi" kayu di bagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kakinya ke tanah. Ujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kakinya selama mengontrol bola. Bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berujung tajam. Pemain harus memakukan "kuku" itu ke sol dengan palu kecil. Ukuran gerigi itu pun bervariasi. Pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di lapangan becek agar tidak mudah terpeleset. Salah satu tugas wasit dan asistennya adalah mengecek sol itu sebelum pemain masuk ke lapangan. Jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tak diperbolehkan masuk. Kasut-kasut masa silam itu dibuat dari bahan kulit tipis tapi berat. Modelnya berupa lars panjang atawa boot agar bisa melindungi engkel pemain dari sepakan lawan. Sepatu baru umumnya keras dan kaku sehingga sering membuat kaki pemakainya cedera. Agar lebih lentur dan enak dipakai, sepatu direndam dulu selama beberapa jam sebelum dikenakan, lalu dijemur sebentar agar kandungan air tidak memberatkan sepatu. Di era 1920-an, sepatu bola mulai diproduksi secara massal. Salah satu yang terkenal di era itu adalah Manfield Hotspur. Sepatu kulit ini tidak hanya diproduksi untuk pemain dewasa, tapi juga untuk semua umur termasuk anak-anak. Sepuluh tahun kemudian, muncullah variasi warna tali sepatu. Selain hitam, ada pula putih, merah, dan lainnya. Di lapangan, pemain kerap menggonta-ganti tali ini karena proses rendam-jemur sepatu membuat tali mudah rusak. Pada 1951, perusahaan sepatu mulai mengendus bisnis baru. Mereka mencatut nama pemain terkenal untuk nama produknya. Bintang Inggris saat itu, Stanley Matthews, menjadi nama sepatu keluaran CWS. Ia mencatatkan diri sebagai pemain pertama yang disewa sebagai bintang iklan sepatu. Maka, dimulailah komersialisasi sponsor oleh produsen sepatu kepada pemain, yang saat itu mendapat gaji maksimal 20 poundsterling. Selain Matthews, pemain-pemain lain mulai mendapat tempat khusus di hati produsen. Sepatu Bobby Charlton, contohnya, beredar pada 1964. Dua tahun kemudian, muncul kasut bernama Pele, yang dibuat sesuai tuntutan gaya main lincah ala pemain Brasil itu. Matthews juga menjadi salah satu pengguna sepatu Continental, seri terbaru dari Manfield Hotspur dan dikenakan pemain-pemain di Eropa serta Brasil. Sepatu ini dibuat pada 1950-an hingga 1960-an. Pada masa itu, sol sepatu juga dibuat dengan bahan karet, plastik, atau logam dengan pengait sekrup. Selama itu sepatu sepak bola identik dengan kombinasi warna hitam atau coklat dengan strip putih. Puma pernah membuat sepatu putih pada 1958, tapi baru dipertontonkan oleh pemain Inggris, Alan Ball, satu dekade kemudian. Kelir lain mulai bermunculan pada 1998, salah satunya dikenakan oleh pemain Maroko, Moustafa Hadji. Pada 1995, mantan pemain Liverpool, Craig Johnston, mendesain sepatu bernama Predator yang diproduksi oleh Adidas. Sepatu ini menggunakan kulit kanguru sebagai lapisan luarnya yang diklaim mempermudah lengkung arah bola. Klaim ini membuat sepatu itu laris manis dan antara lain dipakai eksekutor seperti Zinedine Zidane, David Beckham, dan Steven Gerrard. Saat ini produsen membuat beragam sepatu dengan teknologi mutakhir sesuai kebutuhan pemakainya. Bentuk, desain, dan bahannya dibuat agar pemain bisa menggerakkan kakinya senyaman mungkin dan aman. Kuku-kuku di solnya pun tak selalu berjumlah sama satu dengan yang lain. Gigi-gigi yang awalnya berbentuk bulat berubah menjadi pipih dan ini sering dianggap gampang melukai lawan. Sepatu masa kini pun tersedia dalam beragam kelir. Nike, misalnya, pernah membuat sepatu berwarna genit merah muda, Nike Mercurial Vapor Rosa. Anda bisa melihatnya pada kaki Nicklas Bendtner dan Franck Ribery. Warna ngejreng seperti ini memang sangat mencolok di lapangan. Sebuah gimmick jitu untuk menarik penonton agar gampang memelototi permainan bintang favoritnya dan mencari tahu kemampuan sepatu yang dipakainya. Itu pula yang membuat bintang Barcelona, Lionel Messi, menyukai warna biru terang Adidas F50i yang dikenakannya pada final Liga Champions 2009. Sepatu dengan lapisan SprintSkin dari bahan sintentis antiair nan fleksibel tersebut juga akan menghiasi kaki pemain ternama pada kualifikasi Piala Dunia 2010. "Aku paling suka dengan warna F50i, itu adalah warna yang kuat, memikat mata, dan menarik perhatian. Aku suka sekali itu," kata pemain Argentina tersebut usai latihan jelang final Liga Champions, Rabu (27/5). "Bentuk yang ramping, ditambah sentuhan warna fantastis serta model yang trendi, membuatku mampu mengeluarkan seluruh potensiku ketika bertanding." Lebih dari warna-warni itu, Messi dan semua pemain bola pasti sepakat bahwa bentuk, bahan, serta desain sepatu amat membantu mereka mengeluarkan karakter permainan di lapangan. Pada akhirnya, penonton pun terpikat oleh aksi sang bintang. (*) |
19-08-2009, 04:44 PM | #2 | |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
Quote:
|
|
19-08-2009, 04:49 PM | #3 |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
|
19-08-2009, 04:51 PM | #4 |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
udah dipake aja nih si Pinky ... :gubrax
In the pink: Bendtner beats Papa Diakhate to the ball to score against Dynamo Kiev, while Inter Milan defender Marco Materazzi (below left) and Juventus's Amauri battle for the ball in Italy at the weekend |
19-08-2009, 04:51 PM | #5 |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
detiksport - 25/11/2008 06:38 WIB
Ribery Jadi 'Pink Panther' Munich - Film 'Pink Panther' pernah begitu populer pada tahun 1960 dan 70-an. Tahun 2008, sosok 'Pink Panther' dibangkitkan lagi dalam sebuah iklan yang dibintangi Franck Ribery. Adalah produsen peralatan olahraga asal Amerika, Nike, yang mendapuk Ribery sebagai bintang iklan terbaru mereka. Iklan itu menawarkan sepatu sepakbola seri Mercurial Vapor dalam pilihan warna yang kurang lazim: pink. Gaya iklan tersebut memang meniru adegan pembukaan film-film 'Pink Panther'. Ribery memperagakan sejumlah adegan, termasuk di antaranya bermain sepakbola dengan sepatu berwarna pink itu. Iklan tersebut memang dimaksudkan sebagai sebuah tribute bagi 'Pink Panther' yang aslinya tidak menceritakan kisah pesepakbola, namun mengisahkan seorang detektif bernama Jacques Clouseau. Nike selama ini bersaing ketat dengan Adidas yang mengandalkan sepatu seri F50-nya. Tak mau kalah dari rival Eropa-nya, Nike mencoba menggebrak dengan pilihan warna yang barangkali paling dihindari. Sayangya, seperti dilansir Goal, kehadiran sepatu bola berwarna pink itu tampaknya tidak cukup disambut gembira dunia sepakbola. Beberapa klub di Eropa mewajibkan para pemain yang masih di bawah level tim utama untuk memakai sepatu berwarna tradisional hitam. Mereka juga mulai meminta hal yang sama untuk bintang-bintang di tim utama. Para pelatih meyakini bahwa sepatu yang terlalu fashionable bisa menciptakan kesenjangan serta membuat pemain lebih memikirkan untuk tampil gaya ketimbang bermain baik. Kembali ke Ribery, berapa bayaran yang akan diterima playmaker berusia 25 tahun itu? Tidak ada angka pasti, tetapi Nike memiliki anggaran 1,7 miliar dolar AS per tahun untuk iklan dan 476 juta di antara untuk membayar para bintang dunia seperti Ribery; di mana yang terakhir ini adalah yang terpopuler di Prancis. |
19-08-2009, 04:55 PM | #6 | |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
ini ada artikel di daily mail mengenai perkembangan fancy football shoes nyang pertama kali dipakai oleh Alan Ball pada 1970 (make sepatu putih) s.d. sekarang beredar si Pinky ... :n
DB ama CR termasuk pengusung fashion shoes ini .... D Quote:
|
|
19-08-2009, 04:55 PM | #7 |
academy
Join Date: Aug 2009
Location: Sekarang di Bandung...tau besok lusa..???
Posts: 307
Thanks: 2
Thanked 9 Times in 8 Posts
Mentioned: 0 Post(s)
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
Wah infonya menarik niy opa, baru tau kalo antara adidas ama puma asalnya bersaudara...
|
19-08-2009, 04:56 PM | #8 |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
From Ball to Beckham to Bendtner...
Sportsmail's guide to the Bootiful Game's most colourful footwear Sportsmail Reporter, dailymail - 3:14 PM on 26th November 2008 Nicklas Bendtner fired his first goal since switching to pink boots - a strike which sent Arsenal to the knockout stages of the Champions League. And with the Nike Mercurial Vapor Rosa seemingly becoming the footwear of choice for leading forwards (and Bendtner) across Europe, Sportsmail takes a look at the colourful history of football boots... Alan Ball (1970) World Cup-winning midfielder was the first player to wear white boots back at the start of the 1970-71 season. Ball admitted the Hummel boots were useless and made an Everton apprentice paint his superior adidas black boots white. David Beckham (1996) The man with an unhealthy obsession with boots. Wears a different pair for every game, but might never have become the global star he is today without his original Predators. Beckham's goal for Manchester United from the halfway line against Wimbledon thrust him into the spotlight where he's remained to this day. Creating a legend: Beckham scores from the halfway line in his adidas Predators Ronaldo (1998) The real Ronaldo wore Nike's chrome/blue/yellow vapors (your guess is as good as ours) throughout the 1998 World Cup in France. The brilliant Brazilian was in inspired form until the final which Brazil lost. Despite helping Ronaldo to five World Cup goals the boots never made another appearance. Blue boy: Ronaldo in Nike boots at France 98 Abou Diaby (2008) Only a select number of players could get away with these monstrosities. Dutchmen Johann Cryuff and Ruud Gullit yes, Arsenal's plodding midfielder Abou Diaby no. Despite wearing these boots during Arsenal's 5-1 humiliation at Tottenham last season, Diaby persists with them. Coming through: Abou Diaby wears his high-visibility orange boots against Spurs Cristiano Ronaldo (2007) The other Ronaldo wore Nike's Argon Blue Mercurial Vapor III for much of last season. Champions League and Premier League medals and 42 goals ssuggests he quite likes them. Radical right wingers: United's Ronaldo wears blue, while Goldenballs turns Goldenboots for his 100th England cap David Beckham (2008) Never one to miss a self-promotional opportunity, Beckham donned these gold (they look yellow to us) predators for his 100th cap jamboree party in Paris - otherwise known an international friendly between France and England. Nicklas Bendtner (2008) We're not sure what Tony Adams would make of the big Dane's Mercurial Rosas (that's pink to you and me), but it's probably unprintable. Still, Bendtner did score in these bad boys last night so who are we to mock? |
19-08-2009, 04:58 PM | #9 |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
dari TheSUN nih ..., aya aya wae yaa D
___________________________________________ Check out the boots and name the players :n :gila BIG BOOTS TO FILL... But who would clean them? IT'S said that some footballers let their feet do the talking. Well, judging by this lot the Premier League is packed full with colourful characters. All of the boots you can see in the gallery above right have been worn this season by some of the biggest stars playing in Europe's greatest league. But can you match the boots to their owners? nih sepatu2x nyang dibuat tebakan ... |
19-08-2009, 04:59 PM | #10 |
moderator
|
Re: Serba-serbi Sepatu Sepakbola
2 nyang atas ndiri ...
3 at the 2nd row |
(View-All) Members who have read this thread : 2 | |
bocahpemalas, RadjaKamall |
|
|
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Serba-serbi UEFA Champions League & Europa League | rondwisan | Football History | 31 | 04-11-2022 10:01 AM |
Sepatu Kontroversial Adidas Stretford | SatriaRedArmy | The Lounge: Out Of Topic | 25 | 22-12-2015 11:14 AM |
Serba Serbi sepakbola | rondwisan | General Football | 45 | 11-10-2014 04:24 PM |
Serba Serbi United Indonesia | ecly_watchaa | Archives | 76 | 11-01-2014 11:17 AM |
Serba-Serbi Ramadhan 1434 H... | theater of dream | The Lounge: Out Of Topic | 177 | 06-08-2013 06:57 AM |