United Indonesia - Manchester United Indonesia Supporters Club
Register
Go Back   United Indonesia - Manchester United Indonesia Supporters Club > OUTSIDE UNITED > General Football

Display Modes
Thread Tools
Old 17-03-2013, 01:59 PM   #1
theater of dream
moderator
Come on beibeh......
 
 
theater of dream's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Somewhere out of Pekanbaru
Posts: 15,020
Thanks: 391
Thanked 1,219 Times in 846 Posts
Mentioned: 97 Post(s)
theater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant future


Visit theater of dream's Facebook Visit theater of dream's Twitter
Default Sepakbola di Inggris dan Mimpi Anak-Anak

Tulisan menarik nih tentang Sepakbola di Inggris



Saya dan istri hanyalah satu dari dari sekian juta orang tua kalangan menengah ke bawah di Inggris yang sempat bermimpi mempunyai anak yang bisa menjadi pemain bola profesional di Inggris. Apakah anak kami berbakat? Itu persoalan lain. Namanya juga mimpi.

Mimpi itu kini sudah terkubur empat tahun lamanya. Setelah enam tahun lebih ia berlatih di beberapa klub yang berkompetisi di daerah London tenggara, ia memutuskan untuk berhenti. Klub terakhirnya berada di liga utama London tenggara walau terpuruk di papan bawah.

Sebenarnya ia tidak jelek-jelek amat. Ibunya selalu menganggap ia pemain tengah paling berbakat di Inggris setelah Paul Scholes (ya, namanya juga orang tua). Ketika berumur 10 tahun ia memang pernah dipanggil Charlton, klub di daerah tempat tinggal kami, yang saat itu masih bertanding di Liga Primer, untuk ujicoba masuk ke akademi klub tersebut. Ibunya tentu saja menganggap si anak tampil luar biasa dalam ujicoba itu dan layak dipilih, walau anaknya sendiri mengeluh tak cukup berbakat dan tak mampu bersaing dengan yang lain.

Ia bersama sekian puluh anak lain yang diujicoba tidak dipanggil lagi. Anak saya juga memutuskan untuk tidak lagi mau bermain sebagai striker atau pemain tengah, posisi kesukaannya, tetapi berpindah posisi menjadi kiper. Posisi itu belakangan ternyata memberi kebanggaan buat dirinya karena ia beberapa kali dinobatkan menjadi pemain terbaik untuk klubnya. Ia berhenti total setelah tingginya tersendat-sendat sementara teman-temannya rata-rata, dalam bahasa dia sendiri, "Bapak, mereka menjadi raksasa."

Anak saya kini lebih memilih untuk bermain bulutangkis dan kriket. Dua olahraga yang juga ia tekuni, lebih cocok, lebih ada bakat dan telah membawanya keliling Inggris. Ia juga lebih memilih konsentrasi bersekolah. Dengan penuh rasa syukur kami amini dan selalu kami tekankan sebagai prioritas, dan tahun depan sudah akan kuliah.

Enam tahun menemaninya bersuka duka bermain bola -- mengantar berlatih dan bertanding, mempersiapkan segala keperluan, mengorbankan hari libur, ikut mengurus kehidupan klub -- membuat kami cukup mengerti mengapa klub-klub profesional sepakbola Inggris sepertinya tidak pernah kekurangan pemain berbakat. Jasa itu ada di klub-klub amatiran tingkat akar rumput yang kehidupannya di topang oleh kocek dan pengorbanan waktu para orang tua semacam kami ini.

Utamanya, klub-klub amatiran yang jumlahnya ribuan di seluruh Inggris Raya itu, berdiri bukan untuk mewujudkan mimpi para orangtua agar anak mereka bisa menjadi pemain profesional. Sederhana saja, klub-klub itu berdiri lebih sebagai ajang untuk memberi kegiatan yang baik buat anak-anak. Biasanya klub-klub itu mempunyai tim sejak di bawah usia 7 tahun hingga 17 tahun. Klub yang cukup besar terkadang untuk satu kelompok umur bisa sampai mempunyai tiga tim, misal U-7A, U-7B, U-7C.

Biaya untuk menghidupi klub ini tidaklah sedikit. Bayangkan, biasanya klub-klub ini mempunyai lapangan sendiri, lengkap berbagai ukuran, dan sebuah bangunan dengan fasilitas ruang ganti pemain ala kadarnya, ruang pertemuan kecil, dan tidak ketinggalan tentunya pub alias tempat minum yang menyediakan alkohol. Biaya perawatan fasilitas itu tidak sedikit. Setiap pertandingan di kandang sendiri, klub harus menyewa wasit netral yang tentu saja harus dibayar. Seragam juga harus dibeli. Beruntung, untuk pengurus klub hingga pelatih sepengalaman saya, selalu pro bono alias suka rela. Saya tidak ingat pasti berapa ratus poundsterling harus saya keluarkan setiap tahunnya untuk mendukung kegiatan ini. Yang jelas kami sampai harus menganggarkan dalam daftar belanja bulanan.

Ribuan klub yang ada ini kemudian mengelompok berdasar daerah dan membuat kompetisi mereka sendiri berdasar lapis umur. Karena begitu banyaknya klub, jenjang dan lapisnya bisa dibuat persis seperti liga profesional. Terkadang bisa dari divisi A hingga F. Lengkap dengan sistem promosi dan degradasinya dan Piala Liga. Atau, kalau terlalu banyak klub yang terlibat bahkan bisa membuat kompetisi sub-wilayah. Misal kompetisi di London tenggara dipecah menjadi tiga kompetisi yang berbeda. Nanti juara masing-masing kompetisi dipertemukan untuk menjadi juara kompetisi seluruh London Tenggara.

Walau sifatnya hanya amatir dan anak-anak, percayalah, intensitas emosi yang terlibat tidak kalah dengan pertandingan profesional. Bahkan mungkin lebih, karena anak kita sendiri yang bermain. Bukan sekali dua kali saya melihat orangtua hampir berbaku hantam dan saling memaki karena apa yang terjadi di lapangan. Bukan sekali dua kali pula pertandingan dihentikan karena orangtua bersitegang dengan wasit yang dianggap menjatuhkan keputusan yang merugikan.

Tapi banyak juga kejadian lucu, terutama untuk pertandingan di bawah 10 tahun, dengan ukuran lapangan lebih kecil dan jumlah pemain hanya tujuh orang per tim. Ibu-ibu yang menonton, termasuk istri saya, seringkali lebih emosional ketimbang bapak-bapak. Mereka ini bukan sekadar menyemangati tetapi juga ikut memberi perintah pada anak mereka sendiri-sendiri. Anak-anak itu malahan jadi bingung karena seperti ada belasan pelatih di pinggir lapangan yang memberi perintah pada saat bersamaan. Sering kali permainan pun menjadi kacau balau. Tetapi untuk yang satu ini, bahkan sang pelatih pun tak berani meminta ibu-ibu untuk diam. Tidak juga kami bapak-bapak ini, demi stabilitas kehidupan domestik, bisa menghentikan aksi istri-istri kami.

Terlepas variasi mutu pertandingannya, banyaknya kompetisi amatiran ini memudahkan klub-klub profesional untuk memantau anak-anak berbakat. Mata elang pemandu bakat dari klub profesional itu selalu bertebaran. Terkadang reputasi pemain berbakat menyebar lewat getok tular atau dengan bantuan koran lokal gratisan milik "kecamatan". Koran lokal mingguan yang gratis diantar ke rumah itu rajin mengikutsertakan hasil pertandingan klub lokal dan menulis profil mereka yang dianggap berprestasi. Tak mengherankan jika terkadang seorang pemain berbakat tiba-tiba mendapat panggilan dari klub besar dari kota yang berbeda.

Setidaknya ada dua orang rekan satu tim anak saya saat di bawah umur 10 tahun yang saya tahu dipanggil dua klub profesional yang ada di London. Istilahnya under the club's book, secara resmi menjadi bagian dari klub tapi belum diberi kontrak. Satu adalah gelandang menyerang keturunan imigran Turki yang diminta untuk berlatih di Millwall. Seorang lagi warga Inggris asli pendukung Arsenal dengan tato lambang klub Arsenal dipunggungnya, yang dengan gembira tapi berat hati melepas anaknya ke Tottenham Hotspur. Mereka hanya diminta sekali dalam satu minggu berlatih di klub tersebut, tetapi belum masuk dalam akademi sepakbola klub yang bersangkutan.

Klub-klub sepakbola profesional mempunyai kompetisi mereka sendiri. Tetapi tak jarang mereka melakukan pertandingan persahabatan melawan klub-klub amatir. Bahkan mereka juga ikut Piala Liga amatir di daerah mereka berada.

Dari ratusan ribu anak [atau malah jutaan], yang bermain sepakbola di seluruh negeri ini sebagian besar seperti anak saya kemudian akan berhenti. Sedikit yang kemudian akan terus bermain bola di tingkat amatir hingga tua. Lebih sedikit yang kemudian bermain di tingkat semi profesional. Hanya beberapa gelintir saja yang akan bisa menapak di jenjang profesional.

Mereka yang gagal masuk dunia sepakbola profesional biasanya tidak akan kemudian lepas sama sekali dari dunia bola. Mereka setidaknya akan menjadi konsumen setia dunia persepakbolaan profesional, bergabung dengan penggemar bola yang mungkin bahkan tidak pernah menendang bola sama sekali.

Ambillah contoh anak saya (dan juga teman-temannya) yang sudah berhenti bermain bola. Di kamar, bendera klub pujaannya masih menghiasi dinding. Setiap tahun mereka masih membeli kaus klub. Pembicaraan tentang bola tetap menghiasi perbincangan mereka. Mereka tetap mengakses berita bola baik dari televisi, online maupun radio. Kalau ada sedikit luang uang dan waktu mereka masih berusaha untuk menonton ke stadion. Hampir setiap minggu mereka masih bermain bola, walau hanya untuk sekadar sarana bersosialisasi dengan teman yang lain.

Sepakbola telah dan akan tetap menjadi bagian penting dari kehidupan mereka. Kemungkinan akan menjadi seperti itu hingga mereka beranak pinak sendiri.

=Yusuf Arifin=
Code:
http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/03/15/144829/2195159/1489/sepakbola-di-inggris-dan-mimpi-anak-anak
__________________
Liverpool last won the League when Apple and Blackberry were just fruits

To view links or images in signatures your post count must be 0 or greater. You currently have 0 posts.
theater of dream is offline   Reply With Quote
The Following 3 Users Say Thank You to theater of dream For This Useful Post:
Old 17-03-2013, 05:11 PM   #2
Redsbusby
moderator
BANG to the KE
 
 
Redsbusby's Avatar
 
Join Date: May 2010
Location: Surabaya
Posts: 19,055
Thanks: 2,402
Thanked 3,073 Times in 1,811 Posts
Mentioned: 134 Post(s)
Redsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond reputeRedsbusby has a reputation beyond repute
Default Re: Sepakbola di Inggris dan Mimpi Anak-Anak

Ini kemarin malem gw baca lewat hape karena gw sangat antusias dgn rubrik about the game disitu.,. bener2 mencerahkan bagaimana sepakbola emang udah menjadi agama di Inggris, tp 1 yg terpenting dari semua, mereka di kelola dgn sangat strategis, berjenjang, semua usia ada kompetisinya (bahkan berlipat lipat.) sesuatu yg harusnya ada di Indonesia dimana sepakbola gw rasa seolah nyaris jd agama sebagian besar orang..
__________________

To view links or images in signatures your post count must be 0 or greater. You currently have 0 posts.

THE ONLY THING WE WANT TO LOSE THIS SEASON IS THE DEBT
Redsbusby is offline   Reply With Quote
Old 17-03-2013, 05:18 PM   #3
theater of dream
moderator
Come on beibeh......
 
 
theater of dream's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Somewhere out of Pekanbaru
Posts: 15,020
Thanks: 391
Thanked 1,219 Times in 846 Posts
Mentioned: 97 Post(s)
theater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant futuretheater of dream has a brilliant future


Visit theater of dream's Facebook Visit theater of dream's Twitter
Default Re: Sepakbola di Inggris dan Mimpi Anak-Anak

Yang gw gw salut pengembangan yang sistematis dimulai dari tangga terbawah, bagian ini adalah orang tua. rupanya peran orang tua sangat berpengaruh, mungkin ini yang agak sedikit terlewatkan dalam pikiran kita kalo antusias orang tua dalam mendukung anak nya sejak dini, seperti mengorbankan waktu dan materi juga sangat berpengaruh dalam perkembangan bakat sepakbola anak tsb...
__________________
Liverpool last won the League when Apple and Blackberry were just fruits

To view links or images in signatures your post count must be 0 or greater. You currently have 0 posts.
theater of dream is offline   Reply With Quote
Old 18-03-2013, 11:04 AM   #4
zudomiriku
moderator
Happy New Year 2023
 
 
zudomiriku's Avatar
 
Join Date: Aug 2009
Location: Kemang(gisan)
Posts: 24,492
Thanks: 5,047
Thanked 1,785 Times in 921 Posts
Mentioned: 274 Post(s)
zudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond reputezudomiriku has a reputation beyond repute
Default Re: Sepakbola di Inggris dan Mimpi Anak-Anak

ini artikel kan dari rubrik "About the Game'. apa perlu dibuat trit khusus, jadi artikel2nya dicopas ato cukup baca ditempat aja?
__________________
UNITED INDONESIA GO GREEN
zudomiriku is offline   Reply With Quote
Old 18-03-2013, 01:01 PM   #5
troy andreas
moderator
min tolong ket sekum diremove.
 
 
troy andreas's Avatar
 
Join Date: Feb 2011
Location: Far away from Tomohon
Posts: 9,233
Thanks: 2,370
Thanked 1,947 Times in 1,102 Posts
Mentioned: 273 Post(s)
troy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant futuretroy andreas has a brilliant future


Visit troy andreas's Twitter
Default Re: Sepakbola di Inggris dan Mimpi Anak-Anak

Ini general sepakbola Inggris bukan United kan?

Kasi pandangan dikit. Sayang aja prestasi timnas Inggris di international belum cukup baik, dapat trophy sepertinya masih belum bisa di prediksi kapan dapatnya. Dilihat dari peringkat Fifa saja, Inggris baru sekali duduk di peringkat 1 selama bertahun- tahun itu pula waktu (kalau gak salah, thn 2009) saat trio Inggris disemifinal Champions, United juara champions & world cup trophy. Tahun ini? semua tim inggris gak masuk perempat final Champions, jadi tolak ukur untuk melihat "prestasi" sbg "perwujudan mimpi" di atas sepertinya masih akan butuh waktu. Only God knows when.
troy andreas is offline   Reply With Quote
Reply


(View-All Members who have read this thread : 15
ali_iyan, Andi Istiabudi, fajrinited, ferly_Liemz, fickarardana, fredrian.seven, Hand_rooney, Redsbusby, theater of dream, Trezz Kiko, tumpal_oneunited, unai cantona, zudomiriku

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Anak Rantau United Indonesia dyan_giggs Introduction 117 30-01-2019 11:10 AM
17 Anak Indonesia Berangkat ke AC Milan Hilman-Bukan-Superman General Football 19 17-11-2012 07:58 AM
::: Museum Nasional Sepakbola Inggris ::: VaDLi Football History 30 20-11-2011 10:23 AM
Adakah Klub Selain Manchester United yang u respect di inggris atau luar inggris?? ferly_Liemz General Football 70 13-06-2011 03:55 PM
MAKASSAR - [CHARITY]: DONOR DARAH, MAKAN MALAM + NONBAR Bersama 100 Anak Yatim Aba_MaczUnited Makassar 79 09-03-2011 11:37 AM



All times are GMT +8. The time now is 04:21 PM.
Powered by vBulletin® Version 3.8.2
Copyright ©2000 - 2024, Jelsoft Enterprises Ltd.
United Indonesia - Manchester United Supporters Club of Indonesia